Melangkahkan
kaki dengan berat. Perlahan dengan deraian air mata, hidung berlumuran darah
dan merasakan rasa sakit yang tidak terkira. Entah tubuh ini akan ku bawa
kemana. Entah aku masih bisa bernafas dan menulis lagi. Entahlah..
Terus ku melangkah menahan rasa
sakit yang mendera. Berusaha bangkit dan semangat. Aku tidak sendiri dan tidak
akan pernah sendiri. Aku masih mempunyai ayah dan ibu, sahabat, kakak dan adik
bahkan kekasih yang kadang menyebalkan. Kenapa harus bersedih karena rasa sakit
ini? Semua masih bisa aku hadapi dan bukan alasanku untuk menyerah.
Aku terkenal dengan sifatku yang
manja. Bahkan terkenal dengan sikapku yang jahil atau bisa disebutkan dengan
sebutan anak-anak. Namun tanpa disadari mereka yang mengucapkan hal itu hanya
menilai dengan melihat tanpa memahami setiap detik kerapuhanku.
Terfikir sudah lama aku tinggal jauh
dari keluarga. Saat ini aku tinggal bersama teman-teman seperjuangan di Jakarta.
Mewujudkan cita-cita ayah dan ibu. Hingga sampai saat ini aku mendapatkan
seorang kekasih di tempat yang sama. Aku menyayangi bahkan mengasihi tanpa
pamrih kepada semua orang termasuk dia. Kedekatan kami mendapat tentangan dari
kedua belah pihak. Terfikir bagaimana bisa agama Islam dan Kristen, Al-Qur’an
dan Al-Kitab, Mesjid dan Gereja dapat di satukan. Itulah perbedaan kami. Kami masih
saling menyayangi walau aku tahu kisah cinta ini akan berakhir pada waktunya
dan entah kapan.
Aku berusaha tetap tegar dengan
semua perbincangan tentang “PERBEDAAN”. Semua dukungan aku dapatkan dari
seseorang yang berbeda. Itu lah dia. Seorang sahabat yang bisa menjadi seorang
ayah, seorang kakak yang selalu setia dan hadir dalam setiap detik kehidupanku.
Dia adalah seseorang yang sangat berarti. Sejak aku SMP hingga aku tumbuh
dewasa dan sudah menginjak universitas. Dia selalu hadir mendampingi di setiap
alunan nada yang indah.
Suatu hari hati ini tergores luka. Sangat
sedih bahkan menyakitkan. Melihat setiap ketikan kalimat yang dikirim lewat via
SMS kepadaku. Kalimat itu memang sangat sederhana. Dia akan pergi kembali ke Sulawesi.
Pergi meninggalkanku. Aku mengerti. Setiap langkahku nanti pasti tidak akan di damping
olehnya. Namun, entah mengapa semua ini harus berakhir begitu cepat disaat aku
membutuhkan seseorang yang selalu ada untukku.
Tidak ada senyuman, canda gurau,
tidak lagi mendengar setiap nada yang dia mainkan. Semua itu tidak ada lagi. Ketika
keputusan itu benar-benar terjadi dan meninggalkanku.
Ya Allah. Aku tahu Engkau selalu
mengasihi dan menyayangi bahkan selalu hadir di setiap nafasku. Namun, mengapa
Engkau membiarkan aku berpisah lagi dan lagi dengan seorang sahabat yang sangat
berarti dalam hidupku. Ya Allah. Apakah kurang cukup memisahkanku dengan semua
orang yang berharga termasuk kekasihku. Tidak mengapa jika hatiku terluka
melupakan kenangan indah bersama kekasihku. Namun, jangan biarkan aku berpisah
dengan sahabatku yang bisa menjadi segalanya untukku.
Jika Engkau
tetap membiarkan dia pergi dan membiarkan hati ini terluka. Aku akan berusaha
mengerti dengan semua pilihanMu yang terbaik untukku. Ya Allah aku memohon
padaMu. Jangan biarkan mata ini melihat, telinga mendengar, bahkan tangan yang
dapat menggapai dan menyentuhnya. Ambilah aku dari kehidupan ini. Agar aku
tidak lagi merasakan kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidupku. Dan
mungkin pada akhirnya aku memang harus sendiri.
Biarkan seperti ini. Tidak melihat
diantara kita berpisah.
Kekasihku, sahabat sejatiku. Anggap saja
ini sebagai mimpi dari saat aku pertama kali muncul di depanmu sampai saat ini.
Saat nanti aku terlelap. Anggap saja semua ini adalah mimpi. Jika menganggap
mimpi saat membuka mata, ini tidak akan luka atau menyakitkan sama sekali. Jangan
bersedih. Suatu hari nanti kekasihku bahkan sahabatku akan mendapatkan
seseorang yang menjadikan hari-harimu lebih berwarna tanpa adaanya aku lagi.
Ingat aku sebagai mimpi yang sangat
dan sangat indah untuk kekasih dan sahabatku.